Saya mengenal seseorang. Bocah laki laki berumur kira kira 12 atau 13 tahun. Dia hidup sangat sederhana. Memiliki 3 orang adik lain bapak,satu atap tapi seperti hidup terpisah atau mungkin dipisahkan dari keluarganya yang baru. Ibu, bapak tiri dan 3 adik tiri.
Sejak dulu, sejak ia masih begitu muda, dia terbiasa hidup mandiri. Tak jarang bocah ini menangis meminta uang 500 rupiah tapi yang ia dapatkan malah lemparan sendal dari ibunya. Hingga kini pun masih begitu, tapi Mungkin tak sesering dulu. sekarang dia berusaha mendapatkan 500 rupiahnya sendiri. Sekedar meminta pada bibiknya atau bahkan sering kali harus berjalan jauh mengangkat 3kg tabung gas untuk mendapat imbalan 2000rupiah. Kadang juga 5000rupiah.sering bocah ini minta dibelikan sepatu atau baju baru atau yang lain, tapi sering pula dia mendapat penolakan dari ibunya. Ibunya tidak kejam seperti ibu tiri di buku dongeng anak, tapi mungkin sedikit tidak peduli dengan bocah ini, entah tidak peduli atau sedikit acuh saja.
Sekarang bocah ini duduk di kelas 2 smp, sering dia rela menjadi pesuruh teman temannya lalu diberikan imbalan. Seribu, dua ribu, tiga ribu ia kumpulkan, untuk beli sepatu, atau untuk beli bajunya sendiri. Dia sisihkan pula seribu atau dua ribu untuk adik adiknya. Masih begitu hingga kini.
Pernah satu ketika, ia mengikuti lomba azan, tapi sayangnya ia tak punya baju koko. Sudah berusaha pinjam kepada saudara, tapi tak ada yang pas, nyaris menangis si bocah.akhirnya Dia pun berpakaian seadanya. Lalu Menang, juara satu. Mendapat hadiah, lalu diberikannya pada ibunya.
Setelah itu dia kumpulkan lagi uang seribu, dua ribu , tiga ribu untuk membeli baju koko. Untuk tambahan tak jarang juga ia membantu bekerja di bengkel tetangga, imbalannya lumayan bisa sampai 10000ribu sehari. Diambilnya 5000 ribu, lalu 5000ribu lagi ia bagikan ke adik adiknya.
Berbagai pertimbangan, akhirnya diputuskan keluarganya akan pindah kedaerah. Namun tidak dengan dia. Ibu, dan tiga adiknya, dibawa bapaknya merantau kedaerah, tapi si bocah ditinggal sendirian.tetap disini hanya bersama sanak saudara dan juga nenek dan kakek. Hari demi hari dijalani si bocah. Hanya sendiri. Menjalani rutinitas harian, mencuci pakaiannya sendiri, menyiapkan segala sesuatu untuk dirinya sendiri tanpa orang tua. Tak jarang kiriman uang telat datang, tak ada uang untuk makan, akhirnya kembali pada paman dan bibiknya. Tak jarang selama belum ada kiriman dari orang tuanya, uang jajan sekolah pun minta kepada saudaranya. Mungkin kadang tak membawa uang. Begitu terus. Sampai sekarang.
Ya Tuhan, aku syukuri segala nikmat yang kau beri. Aku memiliki keluarga yang utuh.kami bahagia. Dan aku berdoa agar dia pun bahagia. aku berdoa, semoga dia bisa terus berhasil dalam kemandiriannya, berhasil karena kerja keras dan kemauannya. Dihargai.
0 komentar:
Posting Komentar