KATA PENGANTAR
Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini yang disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Ilmu Sosial Dasar. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada ibu selaku dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dan semua pihak yang secara tidak langsung telah membantu saya dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun berdasarkan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber. Tujuan penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Sosial Dasar adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai keadaan masyarakat Yogjakarta selepas erupsi merapi dan ditengah permasalahan tentang keistimewaan Yogyakarta
Selama proses pengumpulan data hingga akhirnya sampai pada penyusunan makalah, saya menyadari masih banyak kekurangan ataupun kesalahan dalam penyusunannya. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca, agar bermanfaat bagi saya, selaku penyusun.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih, semoga apa yang saya tulis dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, Desember 2010
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Hampir seluruh warga Yogya masih menyimpan trauma dan ketakutan yang sulit di hapuskan dalam sekejap dan begitu saja melupakan apa yang mereka alami karena erupsi merapi dan seluruh rakyat Indonesia masih diselimuti asap duka, dimana banyak keluarga, tempat tinggal, peliharaan dan harta bendanya habis tak tersisa dilahap abu merapi. Belum lagi setelah erupsi merapi mencapai antiklimaks, masyarakat yogyakarta masih mendapat ancaman serius. Betapa tidak, dikala hujan turun, lahar dingin dapat mengancam sewaktu-waktu tanpa dapat diduga. Juga penyelesaian pasca letusan berakhir, ‘recovery’ Yogya dipastikan memakan waktu lama, biaya dan tenaga yang tidak sedikit.
Kini ditengah semua duka yang belum hilang, Masyarakat Yogya kembali harus mendapatkan kenyataan pahit tentang dipermasalahkannya status keistimewaan Yogyakarta. Masyarakat Yogyakarta yang selama ini sangat patuh dan taat terhadap rajanya, karena Sri Sultan Hamengkubuwono X selalu menjadikan symbol teladan dan bisa menempatkan diri ditengah-tengah rakyatnya, kini harus resah karena keistimewaan Yogyakarta dinilai sebagai suatu paham monarki absolut. rakyat Yogya menghormati dan menghargai Raja dan Ratunya setinggi-tingginya, meninggalnya Mbah Maridjan barangkali dapat menjadikan contoh bagaimana setia dan hormatnya rakyat Yogya terhadap Rajanya. Masyarakat pun bertanya-tanya mengapa harus dipermasalahkan hal-hal seperti ini, bukankah selama ini dengan keistimewaan Yogyakarta kita tetap hidup dalam damai. Tapi mengapa tiba-tiba saja mencuat pemikiran yang mempermasalahkan keistimewaan Yogyakarta.
1.2 Latar Belakang
Pernyataan yang tiba-tiba mencuat dan menjadi permaslahan yang serius tentang keistimewaan Yogyakarta mmbuat masyarakat Yogyakarta semakin dirundung duka. Masyarakat yang begitu menghormati peraturan, adat, serta pemimpinnya kian merasa diusik kesejahteraan hidup yang telah dialami sejak dulu dengan status keistimewaan dareh Yogyakarta. Makalah ini akan membahas sedikit dan mencoba menggambarkan keadaan, opini dan pandangan masyarakat tentang masalah ini.
1.3 Tujuan
Beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam menulis makalah ini. Tujuan- tujuan tersebut diantaranya :
1. mengupas dan menelaah permasalahan tentang Keistimewaan Yogyakarta
2. mengidentifikasi tentang permasalahan yang dibahas.
3. menggambarkan pandangan masyarakat terhadap permasalahan yang diangkat